Sunday, July 24, 2016
ANAK MONYET
July 24, 2016
Anak
cacing di dalam tanah, Anak Tuhan di dalam gereja
Panjang
muka namanya kuda, panjang hidung namanya gajah
Panjang
tangan itu pencuri, panjang sabar itu anak Tuhan
Panjang
muka itu namanya kuda
Panjang
hidung itu namanya gajah
Panjang
tangan itu nama pencuri
Panjang
sabar itu sifat anak Tuhan
SAYANG SAYANG DISAYANG
July 24, 2016
Sayang
sayang disayang
Aku disayang Tuhan
Aku diangkat jadi anak-Nya
Aku disayang Tuhan
Sayang sayang disayang
Aku disayang Tuhan
Aku diangkat jadi anak-Nya
Aku disayang Tuhan
Aku disayang Tuhan
Aku diangkat jadi anak-Nya
Aku disayang Tuhan
Sayang sayang disayang
Aku disayang Tuhan
Aku diangkat jadi anak-Nya
Aku disayang Tuhan
Glori glori glori haleluya
Glori glori puji Tuhan
Glori glori glori haleluya
Glori glori puji Tuhan
Glori glori puji Tuhan
Glori glori glori haleluya
Glori glori puji Tuhan
SRENGENGE NYUNAR
July 24, 2016
Srengenge
nyunar kanthi mulya
Angine
midhit klawan rena
Manuke
ngoceh ana ing wit-witan
Kewane
nyenggut ana ing pasuketan
Kabeh
padha muji Allah kang Mulya
Kabeh padha muji Allah kang Mulya
Matahari bersinar trang
Burung berkicaulah senang
Harum semerbaklah
Bunga di padang
Semuanya mengajak
Kepada kita
'Kan memuji nama
Tuhan yang esa
'Kan memuji nama
Tuhan yang esa
Lihat Video lagunya disini
BAPAK ABRAHAM
July 24, 2016
Banyak sekali anak-anak
Aku salah satu dan kau juga
Mari puji Tuhan
(tangan kanan, tangan kiri, kaki
kanan, kaki kiri, putar-putar) kembali ke depan
(tangan kanan, tangan kiri, kaki
kanan, kaki kiri, putar-putar lalu duduk)
DITARIK-TARIK
July 24, 2016
Ditarik-tarik
mengapa tak mau datang
Di
dorong-dorong mengapa tak mau maju
Tuhan
Yesus telah lama menunggu
Jangan
nanti ketinggalan
Katanya……..,
(Kata Tuhan Yesus)
Majulah……..,
(ayo maju terus)
Tangan
Tuhan terbuka bagimu
Katanya………,
(Kata Tuhan Yesus)
Majulah……..,
(ayo maju terus)
Janganlah
nanti Engkau ketinggalan.
ALAT PERAGA DALAM MENGAJAR KELAS SEKOLAH MINGGU
July 24, 2016
Bagi saya mengajar kelas sekolah minggu dengan menggunakan alat peraga menjadi hal yang mutlak. Kenapa saya bilang mutlak karena untuk menjaga anak sekolah minggu tetap tenang dan penuh perhatian selama 10-15 menit dalam menyampaikan firman bukanlah perkara mudah. Oleh karenanya alat peraga menjadi yang mutlak dibutuhkan dalam pengajaran dalam kelas sekolah minggu. Dibawah ini beberapa manfaat dengan adanya alat peraga dalam mengajar kelas sekolah minggu :
- Mempermudah guru dalam menyampaikan firman Tuhan.
- Mempermudah murid dalam mengerti pengajaran yang diterima
- Melalui alat peraga pengajaran firman Tuhan dapat dilakukan lebih menarik
- Anak akan lebih tenang dan fokus selama mendengarkan firman Tuhan (catatan: selama alat peraga dibuat dan disajikan semenarik mungkin).
- Menolong anak sekolah minggu mengingat pengajaran dalam waktu yang cukup lama bahkan bisa seumur hidupnya.
Pertanyaannya, apa saja yang dapat digunakan sebagai alat peraga?
- Diri andalah alat peraga yang efektif dan ampuh. Kita diberi mulut, tangan, kaki, tubuh, pikiran dengan segala potensi yang ada dari Tuhan. Sudah banyak ilmu yang dibagi di internet bagaimana bercerita dengan mimik muka yang berbeda, menggunakan intonasi yang berbeda, mendongeng, dsb.
- Gunakan alam sekitar anda untuk dijadikan alat peraga. Alam sekitar kita bisa tanaman, batu, tanah, pasir, air. Oleh karena itu baik kalau, kadangkala kelas sekolah minggu itu tidak hanya berada di dalam ruangan, namun sekali-kali ajaklah anak-anak untuk menyatu dengan alam; mengajak mereka pergi dan mengenali alam.
- Menggunakan bahan-bahan sisa yang dapat di daur ulang. Bahan sisa yang dapat dipakai untuk membuat alat-alat peraga bisa ditemukan disekitar, asal anda juga peka, kreatif dan mau belajar hal-hal baru melalui bahan-bahan bekas.
- Membeli alat peraga yang sudah dijual di toko-toko. Kalau yang satu ini tentunya, "asal ada uang berapapun harga alat peraga akan terbeli"
Untuk menggunakan alat peraga secara efektif dan efisien maka tidak dapat tidak, guru sekolah minggu dan pengurusnya perlu mengadakan persiapan rutin agar tujuannya dapat tercapai dalam mengajar sekolah minggu.
Friday, May 6, 2016
JANGAN LELAH MENGAJAR SEKOLAH MINGGU
May 06, 2016
Mengajar sekolah minggu adalah pengalaman yang luar biasa. Pengalaman ini aku rasakan sejak diminta untuk terlibat mengajar sekolah minggu di gerejaku. Sebuah gereja kecil yang berada di sebuah desa dekat pegunungan kapur utara Jawa Tengah.
Pertama kali mengajar sekolah minggu sebenarnya bukan karena panggilan iman, tetapi karena terpaksa. Bagaimana tidak, karena waktu itu aku baru duduk di kelas 2 SMP, belum tahu apa-apa. Apalagi tidak ada yang mengajak dan membimbingku. Semua serba terpaksa, terpaksa aku lakukan karena aku prihatin, kadangkala guru yang mengajar sekolah minggu tidak datang tanpa pemberitahuan. Akibatnya, anak-anak sekolah minggu yang sudah dengan sukacita ke gereja ingin mendengarkan firman Tuhan jadi tidak bersemangat, liar dan mengalami kekecewaan.
Minimnya perhatian Majelis Gereja terhadap keadaan ini semakin membuatku prihatin, tidak ada sama sekali ide yang muncul untuk menjawab persoalan tersebut. Apakah itu kecenderungan pelayanan di gereja yang ada di desa, khususnya kepada kelas sekolah minggu?
Oleh karena situasi itulah, maka sekali lagi, aku terpaksa mengajar sekolah minggu. Aku paksakan diri untuk berani tampil di depan anak-anak dengan bekal seadanya. Untung setelah itu ada salah satu temen persekutuan yang mau membantu ikut mengajar sehingga bisa bergantian setiap minggunya. Sekalipun dengan bekal seadanya justru membantuku untuk berkembang secara pribadi.
Yang dimaksud berkembang adalah :
- Awalnya tidak berani tampil dimuka umum (khususnya anak-anak) karena biasa menjadi berani;
- Awalnya kalau cerita hanya membaca akhinya mulai lepas teks dan berupaya menghidupkan cerita-cerita Alkitab dengan beragam cara.
- Sampai yang awalnya tidak bisa memetik gitar, mulai belajar secara otodidak memainkan gitar untuk mengiringi pujian di sekolah minggu. Aku masih ingat doaku waktu itu: "Tuhan aku ingin bisa belajar memainkan gitar supaya aku bisa mengiringi pujian sekolah minggu"
Oleh karena ketertarikanku itu yang akhirnya menumbuhkan rasa rinduku pula untuk selalu berusaha dapat mengajar, membantu mendampingi guru lain bahkan sampai aku kuliah di Teologi, hampir dua minggu sekali aku sempatkan untuk pulang ke rumah hanya untuk mengajar sekolah minggu.
Apakah aku pernah mengalami lelah( lelah bukan arti fisik tetapi hati dan pikiran, cenderung bosan)? PERNAH!. Namun demikian justru aku merasa bersalah jika aku tidak bisa mengajar atau sengaja tidak mau mengajar.
Sekarang aku telah menjadi Pendeta jemaat di sebuah gereja disebelah utara kota Solo, tetapi kerinduanku untuk mengajar tidak pernah aku pupus. Bahkan kalau tidak ada jadwal berkotbah, aku selalu meminta guru sekolah minggu untuk ikut mengajar. Sekalipun ada rekan pendeta yang pernah bilang : pendeta kok masih ngajar sekolah minggu...tetapi justru aku bisa bilang bahwa pendeta yang baik adalah pendeta yang tidak hanya berkotbah di atas mimbar gereja tetapi juga bisa berkotbah depan anak-anak sekolah minggu. Karena seorang pendeta harus mau meneladan kristus, yang disegani dan dihormati ketika mengajar di mimbar umum, tetapi juga disayangi oleh anak-anak ketika bercerita didepan anak-anak.
Makanya sampai sekarang sekalipun aku telah menjadi Pendeta, aku selalu berusaha untuk menyempatkan waktu mempersiapkan bahan pengajaran dan mengajar sekolah minggu. Satu hal yang selalu membuatku bersukacita ketika mengajar sekolah minggu, aku mendapatkan sukacita didunia anak dan bersukacita karena anak-anak dapat mengenal Tuhan Yesus melalui aku. Makanya bagi siapapun yang saat ini masih mau mengajar sekolah minggu : "Jangan lelah mengajar sekolah minggu."
MENGAJAR ANAK BALITA
May 06, 2016
Bawah
lima tahun atau sering disingkat sebagai Balita merupakan salah satu periode
usia manusia setelah bayi dengan rentang usia dimulai dari dua sampai dengan
lima tahun, atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan.
Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.
Kenali Anak Balita
Memasuki
tahun keduanya, akan ada banyak kejutan yang ditunjukkan si Kecil dalam
perkembangannya. Dia belajar dan beradaptasi dengan cepat dengan lingkungannya.
Si Kecil juga mulai aktif mengeksplor lingkungannya, dan tertarik terhadap
berbagai benda di sekitarnya.
Tahun
ini penuh dengan aktivitasnya menggunakan kedua kakinya untuk menjelajahi dunia
sekitar. Si Kecil juga sudah mulai aktif memanjat, dan kemampuan berbahasanya
terus berkembang. Dia juga sudah mampu menyadari perintah dari Ibu, dan
mengikutinya.
Si
Kecil mulai ingin melakukan semuanya sendiri: memakai pakaiannya, memberi makan
dirinya sendiri, dan mencuci tangannya. Ibu akan mulai menyadari tanda apakah
si Kecil kidal atau tidak. Dia juga sudah mulai berani melepaskan diri dari Ibu
dan bermain dengan orang lain.
Secara
kognitif, pada periode usia ini pemahaman terhadap obyek telah lebih ajeg.
Balita memahami bahwa objek yang diaembunyikan masih tetap ada, dan akan
mengetahui keberadaan objek tersebut jika proses penyembunyian terlihat oleh
mereka. Akan tetapi jika prose penghilangan objek tidak terlihat, balita
mengetahui benda tersebut masih ada, namun tidak mengetahui dengan tepat letak
objek tersebut. Balita akan mencari pada tempat terakhir ia melihat objek
tersebut. Oleh karena itu pada permainan sulap sederhana, balita masih
kesulitan untuk membuat prediksi tempat persembunyian objek sulap.
Kemampuan
bahasa balita bertumbuh dengan pesat. Pada periode awal balita yaitu usia dua
tahun kosa kata rata-rata balita adalah 50 kata, pada usia lima tahun telah
menjadi di atas 1000 kosa kata. Pada usia tiga tahun balita mulai berbicara
dengan kalimat sederhana berisi tiga kata dan mulai mempelajari tata bahasa
dari bahasa ibunya.
contoh
kalimat :
- Usia 24 bulan: "Haus, minum"
- Usia 36 bulan:"Aku haus minta minum"
Secara
sosiologis, pada periode usia ini balita mulai belajar berinteraksi dengan lingkungan
sosial di luar keluarga. Pada awal masa balita, bermain bersama berarti
bersama-sama berada pada suatu tempat dengan sebaya, namun tidak bersama-sama
dalam satu permainan interaktif. Pada akhir masa balita, bermain bersama
berarti melakukan kegiatan bersama-sama dengan melibatkan aturan permainan dan
pembagian peran.
Balita
mulai memahami dirinya sebagai individu yang memiliki atribut tertentu seperti
nama, jenis kelamin, mulai merasa berbeda dengan orang lain dilingkungannya.
Mekanisme perkembangan ego yang drastis untuk membedakan dirinya dengan
individu lain ditandai oleh kepemilikan yang tinggi terhadap barang pribadi
maupun orang signifikannya sehingga pada usia ini balita sulit untuk dapat
berbagi dengan orang lain.
Proses
pembedaan diri dengan orang lain atau individuasi juga menyebabkan anak pada
usia tiga atau empat tahun memasuki periode negativistik sebagai salah satu
bentuk latihan untuk mandiri.
Info Lengkap Memahami Tahap Perkembangan Balita dari Usia 1 bulan sampai dibawah lima tahun.
Cara Mengajar Balita
Cara
belajar yang dilakukan pada usia prasekolah ini melalui bermain serta rangsang
dari lingkungannya, terutama lingkungan rumah. Terdapat pula pendidikan di luar
rumah yang melakukan kegiatan belajar lebih terprogram dan terstruktur, walau
tidak selamanya lebih baik.
Bermain dan belajar tidak bisa dilepaskan atau dipisahkan dari kamus pembelajaran anak balita. Saat anak balita bermain, saat itu pula ia "belajar" sesuatu melalui aktifitas bermainnya.
Jadi jika anda menjadi guru sekolah minggu untuk anak Balita, cara efektif untuk mengajarkan firman Tuhan adalah dengan metode bermain. Bermain sambil belajar Firman Tuhan.
Thursday, April 28, 2016
Panduan Tahap Perkembangan Balita
April 28, 2016
Perkembangan ialah bertambahnya kemampuan struktur dan
fungsi tubuh menjadi lebih kompleks yang sifatnya kualitatif. Mengukur
perkembangan lebih sulit dibandingkan pertumbuhan yang dapat dinilai secara
kuantitatif. Sifat perkembangan adalah bertahap dan berurutan. Dan perkembangan
pada tahap sebelumnya merupakan dasar bagi tahap perkembangan selanjutnya.
Contohnya anak pasti akan lebih dahulu dapat berdiri sebelum berjalan dan
berdiri merupakan dasar dari kemampuan berjalan.
Perlu diketahui bahwa panduan tahap perkembangan bayi ini
merupakan patokan kasar. Misalnya seorang anak dapat berjalan pada umur 1
tahun, ada pula anak lain yang dapat berjalan pada usia 14 bulan atau 9 bulan
namun ternyata normal. Jangan membanding -bandingkan perkembangan bayi Anda
dengan teman sebayanya atau saudaranya. Karena anak merupakan seorang individu
yang memiliki keunikannya tersendiri.
Urutan Tahap Perkembangan Bayi dan Balita
- Usia
1 bulan
- Tangan
dan kaki bergerak aktif
- Kepala
menoleh ke samping kanan dan kiri
- Bereaksi
terhadap bunyi-bunyian
- Menatap
wajah orangtua atau orang lain
- Usia
2 bulan
- Mengangkat
kepala dan leher ketika sedang tengkurap
- Tersenyum
ketika mendengar suara orangtua atau orang lain
- Mata
dapat mengikuti gerakan orang lain
- Usia
3 bulan
- Menggenggam
benda /objek / mainan
- Tersenyum
pada orang lain
- Mulai
membuat suara dengan mulutnya (cooing), tertawa bahkan berteriak
- Usia
4 bulan
- Dapat
mengangkat kepalanya dengan tegak
- Mulai
mengeluarkan suara yang mirip dengan kata -kata (babbling)
- Tertawa
bila diajak berkomunikasi
- Senang
bermain dengan orang lain dan menangis bila permainan dihentikan
- Senang
meniru suara -suara
- Meniru
mimik muka orang lain seperti cemberut atau tersenyum
- Mulai
mengenal orang tua dari kejauhan
- Menggerakan
tangan ke mulut
- Usia
6 bulan
- Mengenali
mana wajah yang dikenal mana yang asing
- Berguling
dari perut ke punggung, lalu dari punggung ke perut
- Memindahkan
benda / objek dari tangan yang satu ke tangan yang lainnya
- Menaruh
benda / objek ke dalam mulut
- Senang
bermain dengan orang lain terutama orangtua
- Memperlihatkan
rasa penasaran terhadap objek yang jauh dari jangkauannya dan mencoba
mengambilnya
- Mulai
belajar duduk
- Merespon
bila dipanggil namanya
- Menemukan
benda / objek yang tidak kelihatan dari pandangannya
- Usia
9 bulan
- Mulai
takut kepada orang asing
- Tergantung
pada orangtua (tidak mau dengan orang lain)
- Mempunyai
mainan favorit
- Mengerti
‘tidak’
- Menunjuk
sesuatu menggunakan jari
- Posisi
duduk tanpa dibantu
- Berdiri
dengan berpegangan
- Mulai
merangkak
- Dapat
mengatakan ‘mama’ atau ‘papa’ atau ‘dada’
- Usia
12 bulan
- Menangis
bila orangtua tidak ada
- Menunjukkan
rasa takut atau malu pada orang asing
- Menggelengkan
kepala untuk menunjukkan ‘tidak mau’
- Berjalan
tanpa alat bantu (misalnya berpegangan ke dinding)
- Mengatakan
/ berbicara minimal satu kata
- Senang
meniru perilaku orang lain
- Minum
dari gelas
- Usia
18 bulan
- Dapat
menunjukkan kemarahan
- Berjalan
tanpa alat bantu dan bantuan orang lain
- Mengatakan
/ berbicara minimal 15 kata
- Menunjuk
bagian hal yang ia sukai
- Menunjuk
bagian tubuhnya sendiri
- Mengetahui
benda -benda sederhana seperti sikat gigi, sendok, gelas
- Mulai
senang mencoret -coret
- Usia
2 tahun
- Mengetahui
nama / panggilan orang yang familiar atau anggota tubuh
- Berlari
dan melompat
- Berjinjit
- Menendang
bola
- Mulai
belajar berlari
- Berbicara
/ mengatakan kalimat yang terdiri dari 2 kata
- Mengikuti
/ menuruti instruksi sederhana
- Bermain
peran
- Dapat
membedakan benda berdasarkan warna dan bentuk
- Usia
3 tahun
- Menunjukkan
perhatian pada teman sebaya
- Menunjukkan
beragam emosi
- Mulai
dapat berpisah dari orangtua
- Memakai
baju sendiri
- Mengetahui
nama teman
- Memanjat
- Berbicara
/ mengatakan kalimat yang terdiri dari banyak kata
- Usia
4 tahun
- Senang
melakukan hal baru
- Lebih
senang bermain dengan teman sebaya disbanding dengan diri sendiri
- Bekerjasama
dengan anak lain
- Dapat
bernyanyi dengan lirik yang familiar seperti ‘Balonku’
- Dapat
bercerita
- Menggambar
lingkaran dan persegi
- Mengendarai
sepeda roda 3
- Anak
usia 3 -4 tahun adalah tahap perkembangan bayi dan balita yang menginjak
fase keras kepala
- Usia
5 tahun
- Lebih
mentaati dan mengerti peraturan
- Senang
bernyanyi dan menari
- Mengerti
mengenai perbedaan gender
- Menunjukkan
kemandirian (misalnya dapat pergi ke rumah tetangga sendirian)
- Dapat
berhitung lebih dari 10 benda / objek
- Dapat
menggambar orang dengan minimal 6 anggota tubuh
- Dapat
menulis angka dan huruf
- Dapat
ke toilet mandiri dan tanpa bantuan
- Ngompol
merupakan hal yang wajar hingga anak mencapai usia 4 -5 tahun
- Mengetahui
dan memberitahu namanya sendiri dan alamat sendiri
Perlu diingat bahwa tidak semua anak akan mengikuti panduan
tahapan perkembangan bayi seperti di atas. Perkembangan banyak dipengaruhi oleh
faktor lain. Misalnya saja kepribadian anak. Anak yang penakut dan kurang aktif
atau senang melakukan pengamatan objek secara mendetail biasanya dapat berjalan
lebih lambat. Anak yang tidak penakut dan selalu aktif akan dapat berjalan
lebih cepat.
Orangtua dan orang rumah pun turut menjadi faktor di tahapan
perkembangan bayi. Orangtua yang lebih sering mengajak anaknya bicara akan
membuat anak berkembang lebih baik di bidang bahasanya. Maka sangatlah penting
untuk selalu merangsang bayi Anda berbahasa dengan mengajaknya berinteraksi.
Orangtua pun hendaknya merangsang anak untuk melakukan gerakan seperti duduk,
berdiri dan berjalan.
Tuesday, April 12, 2016
PENTINGNYA SEKOLAH MINGGU DI GEREJA
April 12, 2016
Dibanyak gereja, keberadaan sekolah minggu masih dianggap sebagai kebutuhan gereja yang tidak begitu penting. Padahal semua warga dan Majelis gereja tahu bahwa keberadaan dan penyelenggaraan sekolah minggu tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bergereja, namun dalam praktiknya belum dapat dilakukan dengan baik dan sungguh-sungguh.
Berdasarkan pengalaman, ada beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya perhatian gereja dalam membina sekolah minggu :
- Beberapa orang beranggapan bahwa sekolah minggu nilainya lebih rendah dibandingkan dengan ibadah minggu. Oleh karena penilaiannya lebih rendah maka dalam hal membina dan menyelenggarakan tidak dipersiapkan dengan baik dan bertanggung jawab.
- Orang-orang yang mendampingi dan mengajar sekolah minggu jarang sekali dibina dan dibekali oleh gereja. Bahkan cenderung yang mengajar sekolah minggu diserahkan kepada remaja dan pemuda, sedangkan ada Majelis Gereja yang menganggap bukan menjadi tanggung jawab mereka.
- Pemahaman terhadap sekolah minggu yang masih kurang baik dari segi penyelenggaraannya dan pengetahuannya
Sehingga dari beberapa faktor tersebut dapat dilihat buahnya yaitu gedung sekolah minggu yang dibangun tidak dirancang sedemikian rupa untuk kebutuhan anak-anak dan penyelenggaraan sekolah minggu, jarang bahkan tidak ada pembinaan yang dilakukan oleh Majelis Gereja, guru-guru sekolah minggu yang terlibat bukan orang-orang yang dipersiapkan dengan baik cenderung siapa yang mau, bahan pengajaran tidak dikembangkan dengan baik, peralatan yang digunakan seadanya, dan masih banyak lagi.
Padahal gereja yang berkembang salah satu indikasinya adalah bertanggung jawab dalam menyelenggarakan sekolah minggu secara bertanggung jawab. Oleh karena itu, kita perlu kembali belajar dari apa yang dilakukan oleh Tuhan Allah pribadi dalam memperhatikan pembinaan kepada usia anak.
Dalam jaman Perjanjian
Lama, pembinaan rohani anak mendapat perhatian yang sangat serius. Pada waktu
itu keluarga menjadi tempat pembinaan rohani anak. Orang tua bertanggung jawab
untuk mendidik anak-anak mengenal Taurat Tuhan. Bukan hanya satu minggu sekali
tapi tiap-tiap hari Taurat itu diajarkan dalam berbagai kesempatan kepada
anak-anak (Ul.6:4-7).
Pada masa pembuangan di
Babilonia (500 SM), ketika Tuhan menggerakkan Ezra dan para ahli kitab untuk
membangkitkan kembali kecintaan bangsa Israel kepada Taurat Tuhan, maka
dibukalah tempat ibadah sinagoge sehingga mereka dapat belajar Firman Tuhan
kembali, termasuk di antaranya adalah anak-anak kecil. Orangtua wajib
mengirimkan anak-anaknya yang berusia di bawah 5 tahun untuk sekolah di
sinagoge. Di sana mereka dididik oleh guru-guru sukarelawan yang mahir dalam
kitab Taurat. Anak-anak dikelompokkan dengan jumlah maksimum 25 orang dan
dibimbing untuk aktif berpikir dan bertanya, sedangkan guru adalah fasilitator
yang selalu siap sedia menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Rabi Green
berkata, "Tidak ada bangsa yang lebih mementingkan pengajaran agama terhadap
anak‐anak daripada bangsa Yahudi." Hal ini juga
ditegaskan oleh Josephus, "Semua prinsip yang kami pentingkan ialah
pengajaran terhadap anak‐anak." Dari hal
ini kita tahu bahwa pengajaran orang Yahudi terhadap anak‐anak demikian dipentingkan, sehingga di kota
Yerusalem saja ada 700 rumah sembahyang. Hal ini menyebabkan kepercayaan orang
Yahudi menjadi suatu benteng yang tidak dapat dirobohkan. Bukti yang dapat kita temukan dari hasil pembinaan yang dilakukan oleh orang Yahudi kepada anak-anak mereka bisa kita lihat keberadaan Tuhan Yesus pada waktu berumur 12 tahun.
Pada saat paskah, kedua orang tua Yesus mengajaknya ke Bait Allah, disana ia bisa menerapkan ilmu yang didapatnya dengan bertukar pikiran bersama dengan para imam di Bait Allah. Tidak hanya itu didikan yang dilakukan oleh orang Yahudi ini menghasilkan sikap dan keterbukaan Yesus terhadap anak-anak dikemudian hari ketika ia mulai berkarya menjalani panggilan Tuhan Allah.
"Biarkanlah
anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku, sebab
orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Surga" Matius 19:14.
Di dalam perkataan
Tuhan Yesus itu sesungguhnya ada beberapa pengajaran yang penting yaitu:
- Tuhan Yesus sangat mengasihi anak-anak dan menghendaki mereka untuk datang kepada-Nya.
- Tuhan Yesus memerintahkan agar jangan seorang pun menghalangi dan membuat kesulitan bagi anak-anak untuk datang kepada-Nya.
- Tuhan Yesus memerintahkan agar orang-orang dewasa menolong sehingga anak-anak dapat dengan mudah datang kepadaNya, tanpa ada suatu halangan.
- Tuhan Yesus menghargai seorang anak sama seperti Ia menghargai seorang dewasa.
- Tuhan Yesus mengajarkan bahwa di dalam diri seorang anak ada sesuatu yang indah yang seharusnya dimiliki oleh seorang dewasa dalam hubungannya secara pribadi dengan Tuhan.
Di dalam pengajaran
Tuhan Yesus ini, ternyata Tuhan Yesus memerintahkan adanya suatu pelayanan yang
khusus bagi anak-anak untuk menolong mereka datang pada-Nya.
Tuhan Yesus memberi
perhatian khusus kepada anak-anak. Ia menyediakan waktu untuk melayani
anak-anak di tengah kesibukanNya. Tuhan Yesus tidak bersikap meremehkan
anak-anak. Ia menghendaki agar anak-anak dibawa kepada-Nya dan menerima
berkat-Nya. Inilah kehendak Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya dan kepada
gereja sampai hari ini.
Ketika semua orang
tidak mempedulikan nasib anak-anak dan para remaja yang "terlantar dan
nakal", Robert Rikes dengan tepat mengambil sikap yang menunjukkan bahwa
ia mengerti dan menghayati Firman Tuhan ini. Dengan penuh pengabdian dan kasih,
Robert Rikes melayani dan membimbing mereka untuk dapat mengenal kasih Tuhan
Yesus. Ia mengajarkan Alkitab kepada mereka dan dengan teratur setiap hari
Minggu ia membimbing anak-anak itu ke jalan Tuhan.
Oleh karena ia
mempunyai misi yang jelas, dan karena ketekunan serta kegigihannya melayani,
akhirnya sekelompok anak-anak "nakal" itu menjadi sekelompok
"murid" Tuhan Yesus. Inilah kisah kelahiran sekolah Minggu yang
pertama di dunia, yaitu di negara Inggris di salah satu distrik di Gloucester
(abad ke 18).
Sekolah Minggu Anak,
merupakan salah satu wujud pelayanan khusus di antara anak-anak dengan tujuan
membawa mereka untuk mengenal dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat
mereka secara pribadi. (Sumber : http://alkitab.sabda.org/)
Dengan demikian sekolah
Minggu bukanlah:
- sekedar aktifitas untuk anak-anak pada hari Minggu.
- sekedar kegiatan untuk anak-anak jemaat.
- sekedar memenuhi persyaratan minimal sebuah gereja melainkan:
- Sebuah wadah pembinaan iman dan program pendidikan rohani yang bersifat melaksanakan misi yang ditetapkan Tuhan Yesus Kristus kepada gereja-Nya. Dengan tujuan membawa anak-anak kepada pengenalan yang benar akan Tuhan dan membimbing anak-anak kepada iman yang dewasa di dalam Tuhan Yesus. Karena itu gereja tidak boleh merasa puas apabila telah memiliki "sejumlah besar" anak-anak sekolah Minggu dan sejumlah "besar" guru sekolah Minggu. Sebab harus dievaluasi apakah sejumlah besar anak-anak sekolah Minggu itu kelak akan menjadi murid Tuhan Yesus yang sungguh-sungguh? Dan untuk itu sangat dituntut adanya guru sekolah Minggu yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan dan mengenal pengajaran Alkitab dengan benar. (Bukan sekedar sukarelawan.) Seringkali gereja menghadapi dan mengalami fakta "hilangnya" sejumlah besar anak-anak sekolah Minggu setelah mereka beranjak ke usia remaja. Suatu kenyataan yang sering diperhitungkan sebagai sesuatu yang wajar. Padahal itu tidak akan terjadi bila gereja mau memberikan perhatian yang lebih sungguh-sungguh terhadap pelayanan sekolah Minggu. Memahami hakekat pelayanan sekolah Minggu dengan benar akan mendorong gereja dan khususnya guru sekolah Minggu untuk lebih bertanggung jawab melayani anak-anak yang telah diserahkan Tuhan kepada kita.
- Sekolah Minggu sebagai "ayah dan ibu asuh rohani". Di tengah melesatnya kemajuan teknologi zaman ini, di mana alat-alat komunikasi berperan dalam segala bidang, sehingga tidak mustahil bagi seorang anak balita untuk menerima informasi yang tidak sesuai dengan usianya, di situlah muncul tantangan baru. Berbagai macam permainan elektronik yang memikat dan mengikat hati seorang anak sehingga kuranglah waktu untuk berkomunikasi dengan ayah bunda. Masih ditambah dengan tuntutan yang cukup tinggi dalam dunia pendidikan bagi anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar sehingga menggeser kebutuhan dan mengurangi kesempatan untuk pendidikan rohani dalam kehidupan seorang anak. Belum lagi kesibukan yang tiada henti dalam kehidupan orang tua yang harus "bergulat" untuk mencukupkan sandang pangan di tengah dunia yang sarat dengan tantangan ini. Sehingga hampir kebanyakan orang tua Kristen "memasrahkan" pendidikan rohani anak-anak yang sesungguhnya menjadi tanggung jawab mereka, kepada gereja atau lebih tepatnya kepada guru sekolah Minggu. Dalam keadaan sedemikian gereja melalui pelayanan sekolah Minggu dipanggil untuk menjadi ayah dan ibu asuh rohani bagi anak-anak jemaat. Dapat kita bayangkan betapa beratnya tugas gereja dan guru sekolah Minggu. Bukankah keadaan akan menjadi lebih parah dan sangat menyedihkan bila ternyata gereja dan sekolah Minggu pun tidak dapat melaksanakan tugas yang mahapenting ini dengan baik.
- Sekolah Minggu hari ini, gereja di masa mendatang. Keadaan gereja pada waktu-waktu yang akan datang ditentukan oleh keadaan sekolah Minggunya pada hari ini. Bila melalui pelayanan sekolah Minggu dihasilkan "murid-murid" Yesus Kristus yang sejati dan mempunyai dedikasi tinggi maka kita dapat mengharapkan jemaat yang dewasa dan gereja yang berkembang pada waktu-waktu yang akan datang. Tuhan Yesus mengutus gereja ke tengah dunia untuk melaksanakan misi agung-Nya yaitu: Menyinarkan terang Injil ke dalam dunia yang gelap karena di bawah kuasa dosa. Dunia membutuhkan pelayanan gereja, dunia menantikan terang Injil. Bila jemaat sebagai anggota gereja belum merupakan jemaat yang dewasa dalam kehidupan iman, bagaimanakah gereja dapat menjalankan tugasnya dengan baik? Gereja akan mempunyai jemaat yang dewasa apabila melaksanakan pembinaan iman dan pengajaran Firman yang baik kepada jemaatnya dan memperhatikan pembinaan rohani di antara anak-anak sekolah Minggu.
- Sekolah Minggu sebagai ladang penginjilan. Kita mengetahui bahwa seorang anak lebih bersifat terbuka dan jujur dalam menerima pemberitaan Injil. Sesungguhnya sekolah Minggu merupakan ladang yang sangat subur untuk memenangkan jiwa, memenangkan seseorang semasa kanak-kanak, berarti kita memenangkan seluruh kehidupannya. Pendeta Dwight L. Moody, seorang hamba Tuhan yang terkenal dalam pelayanan penginjilan pernah menyatakan bahwa "apabila ia memenangkan jiwa seorang yang sudah lanjut usia, ia memenangkan sisa umur hidupnya, tetapi apabila ia memenangkan jiwa seorang anak muda berarti ia memenangkan seluruh kehidupannya." Pernyataan ini sungguh tepat. Sebab apabila seorang anak sudah menyerahkan hidup kepada Tuhan Yesus sejak kecil, berarti ia akan berbakti dan melayani Tuhan seumur hidupnya.
- Sekolah Minggu berperan penting dalam pertumbuhan gereja Anak-anak mempunyai kesanggupan untuk menjadi pemberita Injil yang baik. Mereka dengan senang hati dan penuh sukacita akan mengajak teman-teman dan saudara bahkan orang tuanya untuk mengikut Tuhan Yesus. Banyak orang tua menjadi pengikut Kristus karena kesaksian dan pelayanan anak-anak mereka. Murid sekolah Minggu dari keluarga yang bukan Kristen dapat di bina dan dipersiapkan untuk menjadi pemberita Injil yang baik untuk memenangkan keluarganya. Dalam hal ini pelayanan sekolah Minggu mempunyai peranan yang sangat besar dan berarti untuk pertumbuhan gereja.
Dengan demikian betapa pentingnya tugas gereja dalam hal menyelenggarakan Sekolah minggu di gereja. Sama dengan tugas pembinaan lainnya, demikian pula porsi yang perlu diberikan kepada sekolah minggu.
Saturday, April 2, 2016
POLA BERMAIN AWAL MASA KANAK-KANAK
April 02, 2016
Menurut ELisabeth harlock, umur awal masa kanak-kanak berlangsung pada umur 2 (dua) sampai dengan 6 (enam) tahun. Ada beberapa pola bermain pada awal masa kanak-kanak :
Bermain dengan mainan
Bermain dengan mainan merupakan bentuk yang dominan pada awal masa kanak-kanak. Minat bermain dengan mainan mulai agak berkurang pada akhir awal masa kanak-kanak pada saat anak tidak lagi dapat membayangkan bahwa mainannya mempunyai sifat-sifat hidup seperti yang dikhayalkan sebelumnya.
Dramatisasi
Sekitar umur tiga (3) tahun, dramatisasi terdiri dari permainan dengan meniru pengalaman-pengalaman hidup, kemudian anak-anak bermain permainan pura-pura dengan teman-temannya seperti polisi dan perampok, penjaga toko dan pembeli dll, berdasarkan cerita yang dibacakan kepada mereka atau berdasarkan acara-acara film dan televisi yang mereka lihat
Konstruksi
Anak-anak membuat bentuk-bentuk dengan balok-balok , pasir, lumpur, tanah liat, manik-manik, cat, pasta, gunting, dan krayon. Sebagian besar konstruksi yang dibuat merupakan tiruan dari apa yang dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari atau dari layar bioskop dan televisi. Menjelang berakhirnya awal masa kanak-kanak, anak-anak sering menambahkan kreatifitasnya kedalam konstruksi-konstruksi yang dibuat berdasarkan pengamatannya dalam kehidupan sehari-hari.
Permainan
Dalam tahun keempat, anak mulai menyukai permainan yang dimainkan bersama dengan teman-teman sebaya daripada dengan orang-orang dewasa. Permainan ini dapat terdiri dari beberapa peraturan. Permainan yang menuji ketrampilan seperti melempar dan menangkap bola juga populer.
Membaca
Anak-anak sering dibacakan dan melihat cerita bergambar dari buku. Yang sangat menarik adalah dongeng-dongeng, nyanyian anak-anak, cerita-cerita tentang hewan dan kejadian sehari-hari.
Film, Radio dan Televisi
Anak-anak jarang melihat bioskop, tetapi senang film kartun,film tentang binatang dan film rumah tentang anggota-anggota keluarga. Mereka juga senang mendengarkan radio walaupun lebih senang melihat televisi.
Bermain dengan mainan
Bermain dengan mainan merupakan bentuk yang dominan pada awal masa kanak-kanak. Minat bermain dengan mainan mulai agak berkurang pada akhir awal masa kanak-kanak pada saat anak tidak lagi dapat membayangkan bahwa mainannya mempunyai sifat-sifat hidup seperti yang dikhayalkan sebelumnya.
Dramatisasi
Sekitar umur tiga (3) tahun, dramatisasi terdiri dari permainan dengan meniru pengalaman-pengalaman hidup, kemudian anak-anak bermain permainan pura-pura dengan teman-temannya seperti polisi dan perampok, penjaga toko dan pembeli dll, berdasarkan cerita yang dibacakan kepada mereka atau berdasarkan acara-acara film dan televisi yang mereka lihat
Konstruksi
Anak-anak membuat bentuk-bentuk dengan balok-balok , pasir, lumpur, tanah liat, manik-manik, cat, pasta, gunting, dan krayon. Sebagian besar konstruksi yang dibuat merupakan tiruan dari apa yang dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari atau dari layar bioskop dan televisi. Menjelang berakhirnya awal masa kanak-kanak, anak-anak sering menambahkan kreatifitasnya kedalam konstruksi-konstruksi yang dibuat berdasarkan pengamatannya dalam kehidupan sehari-hari.
Permainan
Dalam tahun keempat, anak mulai menyukai permainan yang dimainkan bersama dengan teman-teman sebaya daripada dengan orang-orang dewasa. Permainan ini dapat terdiri dari beberapa peraturan. Permainan yang menuji ketrampilan seperti melempar dan menangkap bola juga populer.
Membaca
Anak-anak sering dibacakan dan melihat cerita bergambar dari buku. Yang sangat menarik adalah dongeng-dongeng, nyanyian anak-anak, cerita-cerita tentang hewan dan kejadian sehari-hari.
Film, Radio dan Televisi
Anak-anak jarang melihat bioskop, tetapi senang film kartun,film tentang binatang dan film rumah tentang anggota-anggota keluarga. Mereka juga senang mendengarkan radio walaupun lebih senang melihat televisi.
Friday, April 1, 2016
PENDIDIKAN LINGKUNGAN DALAM PENGAJARAN SEKOLAH MINGGU
April 01, 2016
Peringatan Hari Lingkungan Hidup Tahun 2015 merupakan peringatan ke-43
yang diinisiasi sejak tahun 1972 oleh Badan Lingkungan Hidup Dunia atau
United Nations Environment Programme (UNEP). Tema peringatan tahun 2015
yaitu “Seven Bilion Dreams, One Planet, Consume With Care”, yang secara
bebas disesuaikan menurut relevansi di Indonesia, dengan tema “Mimpi dan
Aksi Bersama untuk Keberlanjutan Kehidupan di Dunia”. Dalam rangkaian acara Hari Lingkungan Hidup tanggal 5 Juni yang
dirangkaikan dengan Hari Bakti Rimbawan tanggal 16 Maret, berbagai
kegiatan dilakukan meliputi upaya-upaya pemahaman atau kampanye public,
dialog, menggali inisiatif masyarakat untuk semakin memahami dan
mencintai lingkungan dan rimba Indonesia.
Jika mengacu pada tema peringatan hari lingkungan hidup tahun 2015 dan gerakan yang dilakukan, gereja juga mempunyai andil dalam meng-kampanye-kan cinta lingkungan kepada semua warga gereja tidak terkecuali anak-anak sekolah minggu. Apalagi mereka adalah generasi penerus bangsa sekaligus generasi penerus gereja, sudah selayaknya gereja turut ambil bagian dalam program yang dicanangkan oleh pemerintah.
Apalagi alam dan segala isinya merupakan media yang sangat bagus bagi proses
perkembangan kecerdasan anak, karena di alamlah segala ciptaan Tuhan
bisa diketemukan untuk dipelajari dan dikenalkan kepada anak. Biasanya
alam juga akan memberikan suasana tersendiri bagi anak untuk bisa
merasakan (berinteraksi) secara langsung dengan lingkungan yang
seharusnya. Disinilah sebenarnya segala kemampuan dan kecerdasan anak
akan muncul dengan sendirinya, sedang peran orang tua adalah membimbing
dan mengajarkan apa yang seharusnya bisa diajarkan. Sehingga ada
pepatah, kalau ingin anak kita bisa tumbuh secara alami maka biarlah
alam yang akan mengajarkan (membimbingnya).
Pengenalan lingkungan hidup bagi anak bertujuan untuk membangun
kesadaran sejak dini agar lebih memperhatikan pentingnya pendidikan terhadap
lingkungan hidup. Selain itu akan lebih mendekatkan anak kepada lingkungan alam
sehingga lebih cepat berinteraksi menyadarai bahwa alam begitu penting untuk
kelangsungan hidup. Ruang lingkup yang dipilih pada tingkat pendidikan dasar,
yaitu untuk lebih memberikan pengenalan kepada anak mengenai lingkungan dan
keanekaragaman alam.
Sudah barang tentu, anak-anak harus "didekatkan" dengan alam lingkungan sekaligus dikenalkan dampak kerusakan dan dampak pelestarian lingkungan dimana mereka tinggal sehingga akan menciptakan generasi-generasi di masa depan untuk semakin melestarikan lingkungan dimana mereka berada.
PROYEKTOR LCD SEBAGAI ALAT BANTU MENGAJAR SEKOLAH MINGGU
April 01, 2016
Dijaman yang serba canggih ini, gereja dalam hal ini khususnya sekolah minggu bisa menggunakan peralatan modern sebagai alat bantu mengajar. Proyektor LCD merupakan salah satu jenis alat bantu modern yang dapat digunakan. Proyektor LCD alat yang dapat digunakan untuk menampilkan video, gambar, atau data dari komputer pada sebuah layar atau sesuatu dengan permukaan datar seperti tembok, dsb. Proyektor
jenis ini merupakan jenis yang lebih modern dan merupakan teknologi
yang dikembangkan dari jenis sebelumnya dengan fungsi sama yaitu
Overhead Projector (OHP) karena pada OHP datanya masih berupa tulisan
pada kertas bening.
Dalam proses
belajar mengajar (termasuk mengajar di kelas Sekolah Minggu) penggunaan media sangat berpengaruh besar dalam
pencapaian hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah digariskan. Untuk itu seorang guru tidak hanya
dituntut menguasai bahan pelajaran tetapi juga terampil menggunakan
media dalam proses belajar mengajar tersebut. Salah satu alasan
penggunaan media pembelajaran adalah terkait dengan manfaat media
pembelajaran bagi keberhasilan belajar mengajar di kelas. Media yang
dipergunakan tentunya disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran
itu sendiri, sebab tidak semua media cocok untuk setiap jenis materi
pelajaran.
Demikian pula jika Proyektor LCD ini digunakan di kelas sekolah minggu di gereja. Seorang Guru SM minggu tidak hanya bisa mengusai bahan pengajaran, namun juga harus mampu menguasai alat canggih ini. Sebetulnya tidak perlu "expert" untuk menggunakan alat ini, cukup mengetahui penggunaan alat ini dan media yang digunakan agar dapat menunjang proses pengajaran di sekolah minggu.
Persoalannya, seringkali gereja maupun pengurus sekolah minggu hanya bisa membelikan alat ini tetapi tidak ditunjang dengan pelatihan khusus penggunaan proyektor LCD tersebut bagi guru-guru sekolah minggu, sehingga masih banyak kesulitan yang menggunakan. Oleh karena itu dalam tulisan pendek ini, saya ingin mengajak kepada gereja agar dapat mengoptimalkan penggunaan proyektor LCD (bagi yang sudah membeli) bagi yang belum dapat mempersiapkannya.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk penggunaan proyektor LCD dalam kelas Sekolah Minggu adalah:
- Ruang Sekolah Minggu harus dipersiapkan untuk penggunaan proyektor LCD, supaya tidak mengurangi tempat dan kenyamanan baik bagi guru sekolah minggu maupun anak-anak sekolah minggu
- Pembinaan terhadap guru-guru sekolah minggu dalam pemakaian dan hal-hal teknis (sekalipun sederhana) yang berhubungan dengan pengajaran sekolah minggu seperti misalnya pengoprasian Proyektor LCD, pengoprasian Laptop atau komputer, sistem operasional pengajaran yang hendak dipakai (Power point, video, aplikasi gambar, dsb).
- Mempersiapkan bahan-bahan mentah menjadi bahan siap pakai yang dapat ditampilkan dilayar LCD.
- Bantuan Visual. LCD proyektor memungkinkan guru SM memberikan beragam konten untuk semua anak di kelas sekaligus, memungkinkan anak untuk memiliki pengalaman belajar visual dan berwarna-warni saat pelajaran diberikan. Proyektor ini sempurna untuk Guru SM yang berorientasi visual karena mereka membantu membuat konsep-konsep abstrak lebih mudah dipahami.
- Sebagai Alternatif mengajar. Dengan tidak memaksa seorang guru SM hanya mengandalkan buku, proyektor multimedia membuat informasi pendidikan lebih tersedia untuk anak. Hal ini merupakan perubahan kebiasaan konvensional dan ritual di dalam kelas.
- Membuat mengajar lebih mudah dan lebih baik. Anak dapat lebih fokus belajar karena melihat satu layar besar tanpa kesulitan. LCD proyektor telah membuat pengajaran mata pelajaran yang berhubungan dengan internet dan demonstrasi aplikasi baru perangkat lunak jauh lebih mudah, meningkatkan kesadaran dan dapat menarik perhatian anak sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar anak.
- Lebih Efektif dan Efisien. Dengan menggunakan LCD Proyektor, waktu yang digunakan untuk mengajar tidak terbuang sia-sia hanya untuk menulis di papan tulis, dan membuat catatan. Selain itu kualitas visual akan lebih nyaman dengan materi yang dapat terlihat dengan jelas di banding dengan menulis di papan tulis. Hal inilah yang dapat membuat waktu belajar menjadi efektif, dan suasana belajar mejadi efisien.
- Ramah Lingkungan. Karena LCD Proyektor hanya menggunakan tenaga listrik, maka dapat dikatakan sangat ramah lingkungan dari pada menulis di whiteboard dengan spidol, atau menulis di papan tulis dengan kapur. Selain tidak mencemari lingkungan yang akibatnya dapat mengganggu kesehatan, LCD Proyektor juga ramah lingkungan, bisa digunakan kapan saja dan dimana saja dengan praktis dan cepat.
- Membiasakan peserta didik dengan teknologi. Secara tidak langsung, penggunaan LCD Proyektor dapat mendidik anak agar lebih mengeluarkan ide-ide kreatifnya dalam penggunaan teknologi. Yang dapat berguna bagi perkembangan dirinya di era modernisasi yang semakin berkembang. (Sumber : https://friscayuliansari.wordpress.com/2015/01/15/implementasi-lcd-proyektor-dalam-pembelajaran-di-sekolah/
Subscribe to:
Posts (Atom)